TIDORE – Wali Kota Tidore Kepulauan Capt. H Ali Ibrahim terus memperjuangkan nama Sultan Tidore Zainal Abidin Syah untuk menjadi pahlawan nasional. Hal tersebut diungkapkannya saat berbincang hangat dengan Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini, usai mengikuti Rapat Koordinasi Kepala Daerah PDI Perjuangan Seluruh Indonesia di Jakarta, Kamis (22/9/2022).
Menurutnya, semua tahapan untuk menjadikan Sultan Tidore Zainal Abidin Syah sebagai pahlawan nasional, sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dari tahun 2021, namun belum ada hasil. Oleh karena itu, Wali Kota Tidore dua periode ini, meminta kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini dan juga kader PDI Perjuangan, untuk mendorong usulannya ke Presiden Joko Widodo.
“Alhamdulillah Ibu Risma, yang juga sesama kader PDIP menyetujui usulan Sultan Tidore Zainal Abidin Syah jadi pahlawan nasional, ibu Risma juga akan menyampaikan ke Pak Presiden,” kata Ali Ibrahim.
Mengenai Sultan Tidore Zainal Abidin Syah, Ali menjelaskan, Sultan Zainal Abidin Syah mempunyai peran penting dalam memperjuangkan keutuhan NKRI. Berkat perjuangan panjang yang dilakukan oleh salah satu putra terbaik bangsa dari kesultanan Tidore tersebut, Negara Kesatuan Republik Indonesia sekarang ini bisa dikatakan dari Sabang sampai Merauke.
Menurut Wali Kota, Indonesia sebagai sebuah negara kesatuan yang dibentuk oleh rasa persaudaraan dengan kekayaan melimpah yang juga terdapat di dalamnya beraneka ragam suku, agama, ras, budaya dan bahasa. Dan semangat untuk melihat Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri tegak dan kokoh bersama-sama dengan seluruh rakyat Indonesia.
“Maka Sultan Zainal Abidin Syah sebagai Gubernur Irian Barat yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno kala itu, berhasil mempertahankan keutuhan NKRI sehingga Irian Barat saat itu yang sekarang bernama Papua dan Papua Barat tetap bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia, ini merupakan hasil dari investasi beliau,” ujar Capt Ali.
Mantan kepala Syahbandar Batam itu menuturkan, walaupun Sultan Zainal Abidin Syah ditawari dengan iming-iming, bahkan dengan ancaman melalui pertemuan-pertemuan yang digagas oleh para penjajah saat itu, namun tidak menggoyahkan semangatnya untuk mempertahankan NKRI.
“Berkat kegigihan seorang Sultan Zainal Abidin Syah, NKRI tetap satu kesatuan, maka tak salah kami memperjuangkan beliau untuk dihargai oleh Negara dengan memberikan gelar pahlawan nasional sebagai tanda pengakuan NKRI atas perjuangan beliau,” tegasnya.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Kota Tidore Kepulauan tersebut mengatakan, Tidore mungkin hanya terlihat sebagai sebuah pulau kecil, namun tanpa jasa dari sultan Zainal Abidin Syah Indonesia tidak dapat disebut dari sabang sampai merauke, tanpa Tidore Indonesia tanpa Papua.
Selain usulan nama pahlawan, di kesempatan yang sama, Capt. Ali Ibrahim juga meminta kepada Menteri PAN-RB, Azwar Anas yang juga sekaligus kader PDIP, untuk bisa menerima dan menampung Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) khususnya Kota Tidore Kepulauan, dan umumnya di Provinsi Maluku Utara.
“Pak Azwar Anas juga menerima dan setujui usulan saya terkait perjanjian kerja (P3K) khususnya di Kota Tidore dan Provinsi Maluku Utara, yang terdiri dari 2 Kota dan 8 Kabupaten dan umumnya Nasional. Harapan saya mudah-mudahan dua usulan ini diterima dan disetujui presiden, amin,” tutup Ali Ibrahim. (*).