OJK Gandeng BRI Soasio dan BPRS Gelar Edukasi Desaku Cakap Keuangan

Kepala BRI Cabang Soasio, Anggi Febriyanto Kusumo saat memberikan materi pada sosialisasi edukasi desaku cakap keuangan 2023.

Tidore – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Tidore dan BPR Syariah menggelar sosialisasi dan edukasi tentang Desaku Cakap Keuangan 2023 kepada para kepala desa dan perangkat desa di kecamatan Oba Utara. Sosialisasi tersebut difokuskan di aula kantor desa Galala, Kecamatan Oba Utara, Rabu (26/7).

Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sulut-Gorontalo-Malut, Yan Iswara Rosya usai kegiatan itu menjelaskan, kegiatan ini salah satu wujud program OJK bersama tim percepatan akses keuangan daerah. Program ini untuk peningkatan pemahaman masyarakat desa terhadap lembaga, produk maupun layanan jasa keuangan konvensional dan syariah melalui pembekalan terhadap perangkat desa dan edukasi oleh perangkat desa kepada masyarakat.

“Program kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan inklusi dan literasi yang ada di Malut terutama di Kota Tidore Kepulauan,” kata Yan Iswara.

Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sulut-Gorontalo-Malut itu menambahkan, dalam sosialisasi dan edukasi itu, perangkat desa diperkenalkan tentang semua produk dan layanan keuangan baik perbankan, asuransi, investasi legal dan ilegal, pinjaman online legal dan ilegal. Bahkan, kata dia, saat ini, marak terjadi kasus pinjaman online ilegal, untuk itu, masyarakat diminta selalu ingat terhadap Caliman (camera, microphone dan location). Karena, hanya Cemilan itu yang bisa diakses oleh pinjaman online yang legal.

“Kalau pinjaman online itu sampai meminta data di luar Cemilan itu, maka kemungkinan besar, itu adalah pinjaman online yang ilegal,” tegasnya.

Sementara, untuk investasi ilegal, masyarakat harus ingat 2 L yakni legal dan logis. Agar masyarakat tidak terbuai dengan iming-iming dan harus dilihat badan hukum investasi tersebut apakah terdaftar di OJK atau tidak. Bila belum terdaftar di OJK maka ada indikasi ilegal.

“Masyarakat juga harus menjaga kerahasiaan data. Baik PIN, paswrod, tiga angka di belakang kartu kredit itu harus dijaga kerahasiaannya. Jangan dibagikan kepada siapapun. Karena sekarang, modus penipuan sudah banyak,” tuturnya.

Yan Iswara Rosya berharap, lewat kegiatan tersebut, masyarakat bisa menjadi microphone OJK kepada masyarakat untuk mensosialisasikan produk-produk keuangan yang sesuai dengan ketentuan.

“Termasuk bisa mengelola keuangannya dengan baik,” harapnya.

Sementara, kepala BRI cabang Tidore, Anggi Febriyanto Kusumo mengatakan, BRI mendukung program OJK Desaku Cakap Keuangan, karena dengan adanya sosialisasi edukasi tersebut dapat memberikan gambaran update kepada perangkat desa mengenai produk dan layanan jasa keuangan.

Menurutnya, BRI dalam setiap kesempatan senantiasa memberikan edukasi kepada perangkat desa baik itu untuk pengelolaan keuangan, investasi sampai dengan pemberian modal usaha.

“Bahkan kami ada program Pojok Mantri Desa yaitu tenaga marketing yang senantiasa berada di desa utk memberikan jasa layanan perbankan yang semakin dekat dengan masyarakat desa,” ungkap Anggi.

Anggi menegaskan, pihaknya full support untuk program OJK tersebut, karena juga membantu mengupdate produk dan layanan BRI saat ini.

Ia berharap, perangkat desa dan masyarakat umum mengetahui produk dan jasa layanan BRI tidak hanya dalam produk tabungan dan pinjaman namun juga mencakup produk investasi, proteksi dan jasa perbankan lainnya.

“Masyarakat juga dapat mencegah terjadinya kejahatan perbankan dengan senantiasa menjaga kerahasiaan data, PIN, kode OTP, password dan tidak membuka tautan link dari pihak yang tidak dikenal,” tandasnya. (Red).