Tidore – Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dibawah Kepemimpinan Wali Kota, Capt. H. Ali Ibrahim dan Wakil Wali Kota, Muhammad Sinen berhasil menekan angka pengangguran melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Upaya Pemerintah Kota Tidore yang konsisten menjaga pertumbuhan UMKM, berdampak terhadap perekrutan tenaga kerja. Langkah ini, tentu sejalan dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang fokus mengembangkan dan melindungi UMKM, karena merupakan salah satu inti dalam ketahanan Ekonomi Indonesia.
“Saat ini UMKM di Tidore sudah merekrut kurang lebih sebanyak 1,200 tenaga kerja, untuk itu Pemerintah akan terus bersinergi dan memberdayakan pedagang lokal, agar pertumbuhan UMKM dari berbagai sektor dapat meningkat,” ujar Kepala Bapelitbang Kota Tidore, Abd. Rasyid Fabanyo saat ditemui di kantornya, Jumat, (24/2) pekan kemarin.
Menurut Rasyid, UMKM sangat berpengaruh terhadap angka pengangguran di Tidore. Karena UMKM memberi akses terhadap peluang dan kesempatan kerja dari berbagai sektor usaha. Baik itu melalui industri jasa, sektor informal dan sektor usaha pertanian, perkebunan, Perikanan dan pariwisata.
“Penurunan angka pengangguran di Tidore ini selain faktor UMKM, juga dipengaruhi dengan adanya pertambangan, selain itu terdapat juga pegawai honorer dan pekerja lepas seperti pemborong untuk suatu proyek yang telah ditenderkan oleh pemerintah,” jelasnya.
Rasyid membeberkan, angka pengangguran di Tidore pada tahun 2019 berada pada posisi 4,65 Persen, di tahun 2020 naik menjadi 4,95 persen. Kenaikan ini disebabkan Covid-19 yang membatasi masyarakat untuk beraktivitas. Namun pada tahun 2021, angka pengangguran turun menjadi 2,81 persen. Tentu angka ini sudah melebihi target pemerintah daerah di tahun 2022, yang menetapkan penurunan angka pengangguran sudah harus dibawah 5 persen.
“Saat ini saja di Tidore sudah ada pelaku ekonomi kreatif yang berjumlah sebanyak 62 kelompok. Mereka ini nantinya dibantu untuk menyiapkan izin agar mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat,” tandasnya. (Red).