TIDORE – Pemerintah pusat akhirnya menggelar launching Sail Tidore. Sail Tidore Tahun 2022 merupakan salah satu strategi percepatan ekonomi di Provinsi Maluku Utara khususnya di Kota Tidore yang akan dilaksanakan pada 24-29 November mendatang.
Launching Sail Tidore itu ditandai dengan pemukulan Tifa oleh Menteri Perdagangan RI, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri PUPR, Panglima TNI, Gubernur Maluku Utara, Walikota dan Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan di Auditorium Kementerian Perdagangan RI.
Launching ini juga diikuti oleh Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Halil Achmad, Para Staf Ahli Walikota, Asisten Sekda, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tidore, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tidore Sunaryah Saripan, Daud Muhammad, Kepala Bagian Tata Pemerintahan Zulkifli Ohorella, serta Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Ridwan Hadji melalui zoom meeting, di ruang rapat Walikota, Selasa (11/10).
Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba dalam sambutannya mengatakan, launching Sail Tidore ini pertanda dimulainya semua rangkaian kegiatan sail Tidore, meski kegiatan ini akan dilaksanakan pada 24-29 November mendatang.
“Namun ini akan ditindaklanjuti untuk memperkenalkan Tidore dan Maluku Utara ke tingkat internasional serta mensosialisasikan Sail Tidore di mata dunia yang lebih luas,” kata Abdul Gani
Gubernur menambahkan, pelaksanaan Sail Tidore ini juga menjadi berkah dan menerima dengan baik, sehingga diharapkan pelaksanaan Sail Tidore ini dapat berjalan lancar dan sukses.
“Mari sama-sama kita mensukseskan pelaksanaan Sail Tidore ini karena Sail Tidore ini juga pertanda begitu besar kepedulian Pemerintah Pusat dalam membangun perekonomian Daerah, membangun pariwisata Daerah, membangun usaha kecil dan menengah, membangun transportasi wilayah serta keseluruhan program yang sejalan dengan program Pemerintah pusat,” harap Abdul Gani.
AGK menilai, hadirnya Sail Tidore dapat memberikan dampak positif terutama pada penegasan Maluku Utara sebagai kawasan rempah dunia serta penguatan sarana promosi Maluku Utara sebagai kawasan maritim dunia. Dirinya juga mengharapkan dukungan penuh dari panitia nasional demi sukses dan lancarnya semua rangkaian pelaksanaan Sail Tidore.
“Serta lebih khusus kepada Menteri PUPR agar dapat mendukung infrastruktur yang akan datang di Maluku Utara,” tambah Gubernur.
Sementara, Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan, Sail Tidore merupakan Sail Indonesia ke-12 yang merupakan sebuah kegiatan pelayaran internasional di perairan Indonesia yang mendatangkan pelayar-pelayar internasional sejak 2009. Kegiatan ini juga bertujuan mendongkrak pemerintah daerah yang memiliki keindahan wisata. Pelaksanaan Sail Tidore ini juga mungkin bagian dari membalas jasa pemerintah pusat kepada Tidore.
“Ini mungkin tidak seimbang dengan apa yang dilakukan Tidore pada zaman itu, mari sama-sama kita mendukung pelaksanaan Sail Tidore ini agar berjalan dengan lancar dan sukses,” ajak Zulkifli.
Baginya, Sail Tidore ini juga sebuah kehormatan bagi Kemendag yang dipercayakan menjadi panitia nasional pada event Sail Tidore November mendatang.
“Semoga kerjasama dari panitia Nasional sampai ke Panitia Daerah dapat berjalan dengan baik agar dapat mensukseskan Sail Tidore 2022,” kata Zulkifli.
Zulkifli Hasan menjelaskan, Tidore merupakan kerajaan tua. Daerah ini memiliki hubungan erat dengan Sumatera, Kesultanan Aceh, Deli, Banten, Cirebon, Kudus, hingga Pontianak. Sebab, Maluku Utara adalah salah satu jalur rempah.
Penduduk Tidore pun dikenal gigih dalam hal mengembangkan rempah-rempah. Daerah ini, pada era lampau, bahkan kesohor sebagai penghasil rempah-rempah di mata dunia.
Zulkifli berharap Sail Tidore 2022 yang dihelat dengan tema ‘Tidore: Kota Warisan Dunia, Perekat Bangsa-Bangsa’ itu mampu mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa daerah ini merupakan pusat kegiatan ekonomi yang penting.
“Agar seluruh masyarakat Indonesia tahu, bahkan dunia tahu, ada Tidore di Maluku Utara,” kata Zulkifli.
Senada juga disampaikan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dukung pemulihan pariwisata Nusantara, maka sambut Sail Tidore dengan tema, Kota Warisan Dunia, Perekat Bangsa-bangsa, tema ini mengangkat pesan kekuatan Tidore sebagai salah satu Kota di Maluku Utara yang memiliki latar sejarah kejayaan rempah dengan nusantara. “Sail Tidore merupakan kesempatan kita untuk rendering wisata bahari Nusantara dimata dunia, serta harus optimis Sail Tidore mampu berkontribusi untuk membantu proses pemulihan industri pariwisata dalam negeri,” tutur Luhut.
Luhut juga meminta kepada Kemendag dan Pemerintah Daerah agar melakukan persiapan tindak lanjut pasca event ini, dengan memanfaatkan potensi bahari Tidore sebagai jalur strategis Sail Nasional dan Internasional agar mampu memberikan manfaat berkelanjutan terhadap ekonomi lokal.
Luhut meminta kepada kementerian lembaga maupun pemerintah daerah agar terus bekerja sama mensukseskan Sail Tidore mulai dari persiapan rangkaian acara professional, percepatan dukungan infrastruktur, libatkan UMKM dalam pameran, optimalkan dukungan serta promosikan secara massif pelaksanaan Sail Tidore ini.
“Kita dukung pemulihan pariwisata nusantara, bangga berwisata di Indonesia saja dan sama-sama kita sambut Sail Tidore 2022,” jelas Luhut.
Logo Sail Tidore terdiri dari berbagai simbol yang memiliki makna sendiri, yakni Bola Bumi yang menunjukan bahwa Sail Tidore 2022 adalah event berskala Internasional dengan melibatkan beberapa negara yang tergabung dalam Global Network Of Magellan Cities (GNMC), Cengkeh dan pala merupakan komoditas asli Maluku Utara yang sudah dikenal dunia 500 tahun lalu, parang dan salawaku merupakan alat tradisional masyarakat Maluku Utara sebagai simbol keberanian, ketangguhan, keadilan dan pelindung norma.
Perahu dalam bentuk parang dengan dua layar berkembang menunjukan kejayaan maritime nusantara dimasa lampau yang harus dihidupkan kembali, dan laut dengan empat gelombang merupakan simbol untuk mempertegas jati diri bangsa Indonesia sebagai proses maritim dunia, sedangkan empat gelombang mencerminkan empat kesultanan besar yang ada di Maluku Utara atau Moloku Kie Raha yakni Kesultanan Tidore, Kesultanan Ternate, Kesultanan Bacan dan Kesultanan Jailolo. (red).