IdentikNews

‘Sigado Duka’ Jadi Program Inovasi di BPBD Tidore

TidoreSigado Duka atau Pengembangan Sistem Informasi Terpadu Pasca Bencana di Kota Tidore Kepulauan menjadi salah satu aksi perubahan yang akan diimplementasikan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tikep.

Program Sigado Duka ini dicetuskan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi Dan Rekonstruksi, BPBD Kota Tikep, Abdul Gafur Maradjabessy, SE yang saat ini merupakan peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan I tahun 2023.

Abdul Gafur Maradjabessy, SE menjelaskan, berdasarkan PERKA BNPB Nomor 17 tahun 2010 tentang Pedoman Umum penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana dinyatakan Strategi penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi harus melalui Penyebarluasan informasi dan sosialisasi secara bertanggung jawab dan untuk membuka kesempatan semua pemangku kepentingan turut berperan serta, sehingga bantuan dapat didistribusikan dengan tepat (tidak tumpang tindih) Dukungan sistem informasi pasca bencana sangat diperlukan untuk memperlancar proses identifikasi korban, kerugian materi, dan infrastruktur.

Dukungan sistem tersebut juga dapat menjadi suatu pertimbangan pengambilan keputusan guna mengambil langkah-langkah selanjutnya. Agar dapat diterima secara cepat, tepat, dan akurat. Untuk itu, perlu dikembangkan sistem informasi yang dapat diakses dengan teknologi internet.

Sistem informasi bencana alam harus terpadu dengan sistem e-government, yang dibangun pemerintah daerah dan memenuhi ketentuan yang digariskan oleh International Strategy for Disaster Reduction (ISDR). Dengan empat tahapan, yakni tahap tanggap darurat, tahap rekonstruksi dan rehabilitasi, tahap preventif dan mitigasi, dan tahap kesiapsiagaan.

Dukungan sistem informasi pasca bencana alam sangat diperlukan untuk memperlancar proses identifikasi korban, juga kerugian materi dan infrastruktur. Dukungan sistem ini pun dapat menjadi suatu pertimbangan pengambilan keputusan guna langkah merehabilitasi pasca gempa.

Melalui penerapan Komunikasi Sistem Informasi terpadu pasca Bencana pulalah yang bisa mengurangi atau meminimalisir kerugian akibat bencana alam. Inilah yang harus bisa juga dikembangkan di Indonesia, lebih khususnya di Kota Tidore Kepulauan mengingat Daerah kita merupakan Daerah kepulauan dimana gempa, tsunami, dan potensi meletusnya gunung berapi merupakan sebuah ancaman bencana, yaitu meningkatkan peran teknologi informasi dalam memberikan informasi lebih awal tentang potensi terjadinya bencana alam di daerah tertentu.

Abdul Gafur menambahkan, manajemen komunikasi sistem informasi terpadu pasca bencana memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi masalah bencana dan juga untuk mencegah sekaligus mengurangi dampak bencana. Manajemen komunikasi sistem informasi terpadu yang dimaksud yakni pengaturan penanggulangan masalah bencana baik pra (peringatan dini) hingga pasca bencana yang melibatkan proses komunikasi, koordinasi antara masyarakat dan pemerintah. Komunikasi dan koordinasi penanggulangan bencana sangat diperlukan untuk memperoleh tujuan yaitu agar penanganan korban bencana berjalan secara efektif dan efisien.

Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Lebih jauh, Abdul Gafur mengemukakan, kondisi saat ini belum terbangun sistem informasi dan komunikasi kebencanaan secara terpadu dan terintegrasi. Inovasi Tersedianya sistem informasi dan komunikasi kebencanaan pasca bencana (yang terdiri dari pendataan kebutuhan pasca bencana, penentuan prioritas, jenis penanganan dan waktu pelaksanaan).

Sehingga, kondisi yang diinginkan adalah tersedianya sistem informasi terpadu pasca bencana yang diperlukan untuk memperlancar proses identifikasi korban, kerugian materi, dan infrastruktur. Tersedianya sistem informasi dan komunikasi kebencanaan pasca bencana (yang terdiri dari pendataan kebutuhan pasca bencana, penentuan prioritas, jenis penanganan dan waktu pelaksanaan). Untuk mewujudkan hal tersebut, maka solusi yang ditawarkan adalah melaksanakan aksi perubahan dengan judul Sigado Duka Sistem Informasi Terpadu Pasca Bencana.

“Keluaran dari inovasi ini diharapkan sebagai kemudahan masyarakat untuk menyampaikan informasi kebencanaan melalui aplikasi online yang langsung terakses oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tidore Kepulauan,” kata Abdul Gafur.

Rencana aksi perubahan ini memiliki tiga tujuan, yakni jangka pendek, yaitu tersedianya Sistem Informasi Pasca Bencana Berbasis Website melalui Sigado Duka di Kecamatan.

Jangka menengah yaitu, terbangunnya koordinasi dan kolaborasi dalam penanganan penanggulangan pasca bencana dengan Sistem Informasi Terpadu Pasca Bencana terintegrasi.

Tujuan jangka panjang adalah mewujudkan ketangguhan masyarakat daerah Kota Tidore Kepulauan menghadapi bencana berbasis Sigado Duka.

Aksi perubahan ini, lanjut Abdul Gafur, juga memiliki tiga manfaat yaitu bagi masyarakat yakni tersedianya wadah informasi tentang kebencanaan, adanya informasi hasil investigasi daerah yang diindikasikan rawan terhadap bencana, meminimalisir terjadinya korban bencana baik manusia maupun harta benda.

Sementara manfaat bagi Pemerintah Daerah adalah, tersedianya informasi adanya resiko rawan bencana di Kota Tidore Kepulauan secara rutin. Tersusunnya rekomendasi kebijakan dan pelaksanaan penanggulangan pasca bencana di Kota Tidore Kepulauan Tersedianya laporan data inventarisasi stakeholders terkait bencana di Kota Tidore Kepulauan. Adanya koordinasi dan kolaborasi antar stakeholders dalam Penanggulangan Bencana banjir di Kota Tidore Kepulauan Adanya penyebarluasan informasi tentang data data yang dibutuhkan pada saat bencana dan pasca bencana

Sedangkan, manfaat bagi organisasi adalah tercapainya target penanganan bencana di Kota Tidore Kepulauan, meningkatnya kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tidore Kepulauan dalam Penanggulangan bencana di Kota Tidore Kepulauan, terinventarisasinya sarana dan prasarana dalam Penanggulangan Bencana di Kota Tidore Kepulauan (kekuatan masing-masing OPD) terlaksananya koordinasi dan sinkronisasi lintas sektoral secara integrasi dan terpadu dalam penanggulangan bencana di Kota Tidore Kepulauan. (Red).