Ternate – Sekolah Teknik Menengah (STM) Ternate yang saat ini berubah nomenklatur menjadi SMK N 2 Ternate banyak melahirkan tokoh-tokoh politik tersohor di Maluku Utara.
Lihat saja, ketua Sekolah Menengah Ternate (Steman), Muhammad Sinen saat ini adalah Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan dua periode sekaligus Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku Utara. Mantan Bupati Halmahera Barat sekaligus anggota DPD RI, Namto Hui Roba. Wakil Bupati Halmahera Barat, Jufri Muhammad. Ketua DPRD Halmahera Barat, Charles R Gustan.
Para tokoh politik ternama di Maluku Utara itu terlihat merajut kebersamaan penuh keakraban dan kekeluargaan dalam momentum acara puncak reuni akbar ke-3 Steman Ternate yang digelar di halaman SMK N 2 Ternate, Jumat (3/3/2003) malam.
Malam puncak reuni itu berlangsung meriah dan dihadiri oleh seluruh angkatan dan mantan dewan guru serta guru aktif.
Dalam acara puncak itu, mantan Bupati Halmahera Barat, Namto Hui Roba menceritakan kisahnya. Ketika menjadi Bupati Halbar saat itu, dirinya dilaporkan ke polisi dengan tuduhan ijazah palsu.
“Polisi langsung menyelidiki. Saya bilang, kalau ijazah saya palsu, coba tanya, pegawai saya juga ada alumni STM,” ungkap Namto.
Dengan penuh candaan, Namto menambahkan, atas laporan itu, dirinya kemudian berpikir tentang anggapan orang lain bahwa mengapa dirinya dituduh memiliki ijazah palsu.
“Kenapa saya dibilang punya ijazah palsu, baru saya sadar bahwa selama sekolah, saya cuma bawa satu buku saja. Buku itu dari kelas satu sampai kelas tiga,” ujar Namto disambut tawa dan tepuk tangan dari peserta reuni.
Di akhir sambutannya, Namto yang merupakan alumni 1978 itu menegaskan, siswa siswi SMK 2 Ternate harus bangga karena mempunyai alumni-alumni yang tangguh.
Sementara, ketua forum silaturahmi alumni (Forsa) Steman, Muhammad Sinen menyampaikan penghormatan terhadap jasa-jasa guru.
Wakil Wali Kota Tidore dua periode itu mengatakan, guru sering disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Namun, guru memiliki jasa yang sangat besar.
“Pak Namto bisa jadi Bupati dua periode dan menjadi anggota DPD RI, Pak Yongker jadi Ketua DPRD Halbar, saya jadi Wakil Wali Kota dua periode. Ini semua karena ada peran dari jasa para guru,” kata Muhammad Sinen disambut tepuk tangan meriah dari peserta reuni.
Ayah Erik, sapaan akrab Muhammad Sinen menambahkan, semasa sekolah di STM, dirinya juga hanya memiliki satu buku. Bahkan, nilai di buku raport juga banyak merah. Atas nilai-nilai itu, ada pihak yang menyebutkan dirinya tidak akan lolos saat pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Tapi Alhamdulillah, saya bisa jadi anggota DPRD tiga periode dan Wakil Wali Kota dua periode,” tutur Ayah Erik.
Peran guru dalam sangat penting, Ayah Erik mengemukakan, di penghujung perang dunia dua, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Pasca pengeboman itu, Kaisar Jepang yakni Hirohito mendatangi lokasi pengeboman dan menanyakan berapa guru yang tersisa, bukan menanyakan berapa jenderal yang tersisa.
“Karena Hirohito sadar, Jenderal tidak bisa melahirkan jenderal-jenderal baru. Tapi kalau masih ada guru yang tersisa, sudah pasti guru-guru itu akan melahirkan jenderal-jenderal baru. Untuk itu, kita tidak boleh melupakan jasa-jasa guru,” ujar Ayah Erik.
Di penghujung sambutannya, Muhammad Sinen menegaskan, dirinya bangga menjadi anak STM Ternate.
“Kalau saya bukan STM Ternate, tidak mungkin saya bisa jadi Wakil Wali Kota Tidore,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Muhammad Sinen juga menyempatkan waktu memberi bingkisan kepada sejumlah mantan guru-guru STM dan menandatangani prasasti reuni akbar Steman ke-3. Reuni akbar Steman selanjutnya akan dikoordinir oleh alumni angkatan 1993. (Red).