IdentikNews

TPPS Tikep Temukan 8 Kasus Stunting

TIDORE – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Tidore Kepulauan menyampaikan hasil pengkajian audit kasus stunting kepada Wakil Walikota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen selaku ketua TPPS Kota Tidore Kepulauan, Senin (22/8).

Dalam pertemuan tersebut, Wakil Walikota Muhammad Sinen mengatakan, stunting merupakan persoalan nasional sehingga berbicara dalam penanganan stunting butuh keseriusan dari semua pihak baik TPPS, dinas terkait maupun kerjasama antara tim dengan masyarakat. “Mengatasi stunting bukan hanya kita berbicara pola asuh namun berawal dari pasangan yang mau menikah dari 0 hingga melahirkan itu sudah harus diantisipasi oleh para pendamping TPPS sehingga kita butuh sosialisasi yang serius kepada masyarakat agar mereka juga dapat memahami dan bertanggung jawab agar langkah-langkah yang harus mereka ambil dalam mengatasi masalah stunting ini dari awal,” kata Muhammad Sinen.

Katua TPPS Kota Tidore ini juga menegaskan, dalam penanganan stunting jangan dijadikan sebagai keinginan untuk bagaimana agar stunting di Kota Tidore ini dapat mencapai angka 0% di tahun 2024 akan tetapi jadikan penanganan stunting ini sebagai hobi sehingga apa yang dilakukan yang diawali dengan hobi maka akan mendapatkan hasil yang maksimal. “Jangan jadikan tugas kita sebagai tim penanganna stunting ini sebagai keinginan karena keinginan sewaktu-waktu akan berubah namun jadikanlkah sebagai hobi agar apa yang dilakukan itu meskipun santai namun pasti dalam mendapatkan hasil yang diinginkan bersama bahwa kedepan Kota Tidore bebas dari stunting atau target 2024 stunting dikota Tidore mencapai zero stunting, Insya Allah dengan kerja keras kita semua apa yang menjadi target kedepan dapat tercapai dengan baik,” tegas Muhammad Sinen.

Wakil Walikota dua periode ini juga meminta agar data yang berkaitan dengan orang-orang yang terdeteksi atau dinyatakan stunting agar harus benar-benar valid. Tim penanganan stunting maupun dinas kesehatan harus sistemnya menjembut bola karena kita kerja dalam penanganan stunting ini demi banyak orang. “Untuk itu mari sama-sama kita tingkatkan lagi sosialisasi kepada masyarakat karena semua ini demi kepentingan masyarakat Kota Tidore, jangan pernah tinggalkan air mata untuk rakyat namun kita harus meninggalkan mata air untuk rakyat Kota Tidore” tandas Wawali.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pengendalian penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan, dan Perlindungan Anak,  Abdul Rasyid Abd Latif berharap agar data yang disiapkan harus benar-benar valid sehingga data stunting yang disajikan adalah data yang matang untuk bisa mengambil langkah intervensi tepat pada sasarannya. Dalam proses pelaksanaan penurunan stunting diharapkan agar tingkatkan lagi kinerja yang dilakukan oleh tim sehingga apa yang menjadi harapan Walikota, Wakil Walikota dan semua pihak dapat terwujud dengan cara lebih giat lagi dalam mensosialisasikan kepada masyarakat.

“Karena dalam rangka percepatan penurunan stunting ini kita tidak bisa ambil langkah dari hilirnya namun kita harus mulai dari hulu kita lakukan penanganan maka pada hilir nantinya kita dapat memperoleh hasil yang memuaskan kedepan.” harap Abd Rasyid.

Sementara, Tim Pakar stunting, dr Fadila mengatakan, dari lima puskesmas yang ada di pulau Tidore masing-masing Puskesmas Rum, Ome, Tomalou, Soasio dan Tosa sehingga dari lima puskesmas ini terdapat 15 pasien anak yang diserahkan dari masing-masing puskesmas. Dari 15 pasien anak yang dilakukan audit stunting, terdapat 8 anak yang mengalami stunting. Faktor yang ditemukan oleh masing-masing anak tersebut terdapat faktor resiko Ibu, resiko pekerjaan orang tua yang tidak jelas dapat mempengaruhi faktor ekonomi, pola asuh serta bayi berat lahir rendah, bayi tidak mendapatkan ASI eksklutif dan lain sebagainya sehingga ini akan dilakukan intervensi dalam memberikan edukasi dari puskesmas setempat untuk mendatangi langsung pasien anak yang mengalami stunting sehingga dilakukan edukasi yang lebih baik.

“Juga terdapat 4 kasus ibu hamil dari 30 pasien ibu hamil yang diberikan kepada tim pakar untuk dilakukan audit,” kata dr Fadila.

Selain itu, Tim Pendamping Stunting Asria R Lino, merasa bangga kepada para tim Pakar maupun TPPS Kota Tidore karena sejauh ini dari kerja yang dilakukan di Kota Tidore sangat rapi meski terdapat sedikit keterlambatan namun semua terlihat ontrek dengan pekerjaan yang tidak ingin terlihat cepat selesai dan terlihat tidak terlalu banyak data yang ditampilkan. Namun pekerjaan dalam penurunan stunting berjalan sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam juknis penanganan stunting. Sehingga ditemukan 8 kasus untuk anak dan 4 kasus untuk ibu hamil.

Ia mengajak kepada semua pihak berdiskusi terkait rencana tindak lanjut yang nantinya dilakukan oleh tim penanganan penurunan stunting di Kota Tidore dalam menentukan rencana yang dilakukan sebagai tata laksana bagi pasien yang sudah terkorfirmasi untuk dilakukan audit oleh tim pakar stunting. Itu dilakukan agar tim audit juga dapat bersinergi dengan TPPS.

“Karena TPPS juga memiliki dua bidang yang sangat berperan penting dalam pengaudit yang dilakukan yakni bidang perubahan perilaku dan tim intervensi sensitive.” tandas Riri sapaan akrabnya. (Juf).