IdentikNews

Dinkes Temukan Data Perbedaan Data Stunting

TIDORE – Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan mengungkap adanya perbedaan data kasus Stunting 2021 antara hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dengan Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM).
Kepala Dinas Kesehatan, Abdul Majid Dano M Nur mengemukakan, hasil survei SSGI pada 2021 lalu menyebutkan bahwa persentase kasus Stunting untuk Kota Tikep sebesar 25,1 persen sedangkan data surveilans e-PPGBM menyebutkan kasus Stunting 2021 Kota Tikep hanya 7,3 persen.
“Itu di 2021, kalo per Juli 2022 ini grafiknya naik menjadi 7,9 persen. Ini menandakan bahwa kegiatan Posyandu berjalan aktif sehingga bisa menemukan bayi-bayi positif Stunting. Dengan begitu, ketika dilakukan penanganan maka sasarannya jelas ,” kata Abd. Majid Dano saat dikonfirmasi, kemarin (27/7)
Disentil terkait perbedaan data, Abd. Majid mengaku, pihaknya belum bisa mengklaim data milik e-PPGBM yang paling benar dari SSGI. Karena, kedua sumber data itu berasal dari aplikasi milik Kementerian Kesehatan.
Menurutnya, survei yang dilakukan oleh SSGI itu langsung dari Kementerian sedangkan e-GPPBM itu meski aplikasinya milik Kementerian namun data itu riil diinput dari daerah melalui Puskesmas.
Abd. Majid mengemukakan, bila 10 Puskesmas di Kota Tikep telah selesai melakukan penginputan data mencapai 90 persen lebih maka Pemkot Tikep bisa menggunakan hasil inputan e-PPGBM untuk menghitung jumlah angka kasus Stunting.
“Jadi kalau proses input data itu sudah diatas 90 persen dan hasilnya berapa kasus maka kita bisa gunakan itu sebagai angka riil kasus Stunting di Tikep,” jelas Abd. Majid.
Dengan begitu, pihaknya bisa memberi klarifikasi kepada Kementerian Kesehatan bahwa sesungguhnya 25,1 persen dari SSGI itu perlu dikaji lebih lanjut.
Abd. Majid menambahkan, pada Agustus 2022 nanti akan dilakukan survei dari SSGI. Tahun ini, pihaknya akan melakukan sanding data dari SSGI dengan data dari daerah melalui e-GPPBM.
“Semoga tahun ini angka datanya sama dan tidak ada perbedaan lagi antara survei yang dilakukan Kementerian dengan data yang diinput langsung oleh tenaga gizi di 10 Puskesmas,” tandasnya. (Juf).