IdentikNews

Janji Gratiskan Kesehatan dan Pendidikan Sudah Dibuat oleh Muhammad Sinen

Ardiansyah Fauji saat berorasi di desa Bukit Durian.

TIDORE – Janji pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, nomor urut 2, Syamsul Rizal dan Adam Dano Djafar untuk menggratiskan pendidikan dan kesehatan dinilai omong kosong.

Pasalnya, pendidikan dan kesehatan di Kota Tidore Kepulauan selama ini telah digratiskan oleh kepemimpinan Wali Kota Capt. H. Ali Ibrahim dan Wakil Wali Kota, Muhammad Sinen selama dua periode.

Hal ini disampaikan oleh ketua tim pemenangan MASI AMAN, Ardiansyah Fauji dalam kampanye terbuka di desa Bukit Durian, kecamatan Oba Utara, Minggu (13/10) malam.

“Ayah Erik yang dianggap dzalim dan bodoh oleh lawan politik, namun Ayah Erik setiap hari selalu berpikir mengentaskan pendidikan, anak-anak tidak boleh putus sekolah. Pendidikan kita di 10 tahun terakhir sudah digratiskan. Tiba-tiba, kandidat lain datang janji akan gratiskan pendidikan. Padahal pendidikan gratis itu sudah dilakukan Ali Ibrahim dan Muhammad Sinen di 10 terakhir,” ungkap Ardiansyah.

Di masa depan, MASI AMAN berkomitmen ingin menjadikan pendidikan lebih berkualitas. Bukan hanya sekedar cukup gurunya, bukan sekedar baik fasilitas infrastrukturnya. Namun, MASI AMAN berkomitmen untuk menjadikan peserta didik di Kota Tidore mampu bersaing dengan sekolah-sekolah di luar Kota Tidore Kepulauan.

“Kami ingin menghadirkan sekolah bertaraf internasional, bukan hanya di pulau Tidore namun juga ada di daratan Oba,” tegasnya.

Di bidang kesehatan, per hari ini, Kota Tidore sudah meraih Universal Health Coverage (UHC). Bahkan, dari data BPJS cabang Ternate menyebutkan, sudah 99 persen warga di Kota Tidore Kepulauan tercover dalam BPJS Kesehatan.

“Jadi, Ayah Erik yang disebut sebagai pemimpin yang dzalim ini, setiap hari selalu memikirkan kesehatan gratis untuk masyarakat,” tutur Ardiansyah.

Menurut Ardiansyah Fauji, Muhammad Sinen dan Ahmad Laiman sejak awal telah berkomitmen untuk membangun Kota Tidore sebagai kota yang punya harapan.

“Dan kami menolak membangun Kota Tidore sebagai kota yang penuh ketakutan melalui narasi-narasi yang menyeret alat negara,” kata Ardiansyah.

Muhammad Sinen, lanjut Ardiansyah, sering sisebut sebagai pemimpin yang dzalim, namun dibalik tuduhan lawan politik itu, Muhammad Sinen setiap hari selalu memikirkan agar pertumbunhan ekonomi di Kota Tidore Kepulauan tetap tumbuh. Karena, pertumbuhan ekonomi itu adalah cikal bakal membangun masyarakat yang sejahtera.

Ardiansyah membeberkan, data per hari ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tidore Kepulauan diangka Rp. 3 Triliun lebih atau naik hampir Rp. 600 miliar dalam satu tahun terakhir.

Itu artinya, kata Ardiansyah, sektor perikanan, pertanian dan lainnya didorong benar oleh Capt. Ali Ibrahim dan Muhammad Sinen.

“Di masa mendatang, MASI AMAN akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih besar dari pertumbuhan ekonomi di nasional. Kemarin, pertumbuhan ekonomi Kota Tidore hampir sama dengan nasional yakni 5,7 persen. Kedepan, kami upayakan ekonomi kita naik di angka 6 persen,” tegas Ardian sapaan Ardiansyah Fauji.

Bagi Ardian, Muhammad Sinen yang disebut sebagai orang bodoh tetapi Muhammad Sinen pernah menjadi anggota DPRD selama tiga periode, Wakil Wali Kota selama dua periode dan menjadi ketua partai PDI Perjuangan Maluku Utara. Sedangkan, orang yang menyebut Muhammad Sinen sebagai orang bodoh itu ternyata jabatan tertingginya hanya sebagai salah satu ketua dalam organisasi kepemudaan.

“Semakin Muhammad Sinen di fitnah, itu tandanya, Muhammad Sinen semakin kuat,” tandasnya. (Red).